Update Ekonomi 5 Juni 2024

Update Global
- Harga energi mendorong harga produsen industri di Zona Eropa lebih rendah. Inflasi harga produsen (PPI) Zona Eropa turun 1 persen (mom) pada April 2024, mengikuti penurunan 0,5 persen pada bulan Maret. Penurunan ini didorong oleh penurunan 3,6 persen harga energi. Selain energi, sektor lain meningkat 0,2 persen ada bulan April. Harga barang tahan lama maupun tidak tahan lama tumbuh melambat masing-masing 0,1 dan 0,2 persen. Di antara negara dengan perekonomian terbesar, Perancis mengalami penurunan terdalam sebesar 3,6 persen diikuti oleh Italia dan Spanyol. Sementara, Jerman mengalami peningkatan sebesar 0,2 persen. Secara tahunan, PPI turun sebesar 5,7 persen pada April 2024, setelah sebelumnya turun 7,8 persen pada bulan sebelumnya. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Israel meningkatkan serangan militer di Gaza di tengah upaya gencatan senjata. Israel mengumumkan kampanye militer terbaru melawan Hamas di Gaza pada hari Rabu. Petugas medis Palestina mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan udara, sehingga mempersulit upaya mediasi untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata. Setidaknya 44 warga Palestina telah tewas dalam serangan militer Israel di wilayah tengah Jalur Gaza sejak Selasa, kata pejabat kesehatan di daerah kantong tersebut. Laporan media pemerintah Mesir mengatakan bahwa para pejabat dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir akan bertemu di Doha pada hari Rabu untuk mencoba mempercepat kesepakatan gencatan senjata yang melibatkan pembebasan beberapa sandera Israel dan tahanan Palestina. Di sisi lain, delegasi kelompok sekutu Hamas telah tiba di Kairo untuk membahas gencatan senjata. (Reuters)
Update Domestik
- BI Yakin Rupiah Bakal Menguat ke Rp15.300 per Dolar AS di 2025. Bank Indonesia berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak perekonomian, yaitu dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas), serta menaikkan BI Rate dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, ada empat faktor yang BI perkirakan bisa membawa rupiah ke yang lebih baik. Pertama, kejelasan mengenai suku bunga Fed Fund Rate (FFR) bisa dengan tahun depan sudah ada kejelasan turunnya yang bisa memberikan kepastian aliran modal asing. Kedua, suku bunga yang saat ini cukup menarik sehingga imbal hasil untuk investasi portofolio semakin bagus. Kemudian yang ketiga, lanjut Perry, adalah berkaitan dengan prospek ekonomi RI baik pertumbuhan maupun inflasi yang tinggi, sehingga memberikan daya tarik untuk masuknya aliran modal asing. Keempat, komitmen BI untuk menjaga stabilitas yang berkoordinasi dengan pemerintah termasuk untuk memberdayakan PP No. 26 Tahun 2023 mengenai kewajiban DHE SDA. (IDX Channel)