Update Ekonomi 5 Juli 2024

Update Global
- Dolar tertekan menjelang laporan payroll AS. Indeks dolar bertahan melemah di sekitar 105 pada hari Jumat, di posisi terendah dalam tiga minggu saat para investor bersiap untuk laporan pekerjaan AS. Laporan tersebut diharapkan menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut dari mendinginnya pasar tenaga kerja dan mendorong Federal Reserve untuk mulai menurunkan Tingkat suku bunga. Awal pekan ini, data menunjukkan kontraksi yang mengejutkan dalam aktivitas jasa dan angka pekerja swasta yang mengecewakan. Saat ini, pasar memperkirakan sekitar 73% peluang bahwa Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September. Secara eksternal, dolar menghadapi tekanan dari Euro dengan indikasi kekhawatiran ECB terkait tren inflasi barubaru ini, sementara Poundsterling menguat setelah jajak pendapat menunjukkan kemenangan telak Partai Buruh dalam pemilihan umum. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Israel kirim delegasi untuk negosiasi kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis bahwa dia telah memutuskan untuk mengirim delegasi untuk melanjutkan negosiasi yang terhenti mengenai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, kata pemerintahan mereka. Netanyahu dijadwalkan pada hari Kamis nanti untuk melakukan konsultasi dengan tim negosiasinya, kemudian membahas pembicaraan pembebasan sandera dengan kabinet keamanannya. Israel menerima tanggapan dari Hamas pada hari Rabu terhadap proposal yang diumumkan pada akhir Mei oleh Biden, yang akan mencakup pembebasan sekitar 120 sandera yang ditahan di Gaza dan gencatan senjata di wilayah Palestina tersebut. (Reuters)
Update Domestik
- Cadangan devisa RI naik jadi US$140,2 miliar per Juni 2024. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia mencapai US$140,2 miliar pada Juni 2024. Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa tersebut naik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$139,0 miliar. Erwin menjelaskan, kenaikan posisi cadangan devisa pada Juni 2024 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Dia mengatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI pun menilai cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. (Bisnis)