Update Ekonomi 4 Juni 2024
Update Global
- Harga minyak turun hingga satu persen di tengah kekhawatiran persediaan baru meningkat di akhir tahun. Perdagangan Asia mencatat penurunan harga minyak di tengah menurunnya permintaan dari Amerika Serikat. Harga minyak Brent turun 0,93 persen dan ditutup di bawah US$80, pertama kali sejak bulan Februari setelah turun lebih dari tiga persen pada Senin. Harga WTI juga turun 1,17 persen mendekati angka terendah dalam empat bulan. OPEC+ setuju untuk memperpanjang pemotongan output minyak bumi menuju tahun 2025. Namun demikian, OPEC+ memberi ruang untuk delapan anggotanya untuk meningkatkan output secara perlahan mulai bulan Oktober. Aktivitas manufaktur Amerika Serikat yang menurun menjadi penyebab turunnya permintaan. (Reuters)
Update Geopolitik
- Amerika Serikat meminta dukungan PBB untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Amerika Serikat pada Senin mengatakan pihaknya ingin Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang mendukung proposal yang digariskan oleh Presiden Joe Biden untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza. Mereka mengedarkan rancangan teks satu halaman kepada 15 anggota dewan. Untuk dapat disahkan, resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Inggris, Tiongkok, atau Rusia. Usulan AS muncul seminggu setelah Aljazair mengusulkan rancangan resolusi Dewan Keamanan yang menuntut gencatan senjata di Gaza, pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan pada dasarnya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangan militernya di Rafah. (Reuters)
Update Domestik
- PMI Manufaktur RI Melambat di Mei 2024 di level 52,1. Hasil survei yang dirilis S&P Global menunjukkan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 berada di level 52,1. Angka ini mengalami perlambatan dibandingkan PMI Manufaktur bulan sebelumnya yang berada di posisi 52,9. Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan hal ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas produksi sektor industri karena anjloknya pesanan dari luar negeri dan kekhawatiran pengurangan pesanan dalam negeri pada waktu mendatang. Selain itu, ada beberapa pemicu yang ditenggarai menjadi penyebab perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2024. Hal ini bisa dipengaruhi oleh regulasi yang dianggap tidak probisnis kepada para pelaku industri dalam negeri, misalnya penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. (IDX Channel)