Update Ekonomi 30 Mei 2024

Update Global
- IMF menaikkan outlook pertumbuhan ekonomi China ke 5 persen (yoy) di tahun 2024 dan 4,5 persen (yoy) di tahun 2025, naik 0,4 persen poin dibandingkan prakiraan sebelumnya. Kenaikan tersebut mencerminkan kinerja ekonomi yang kuat di triwulan I-2024, dan kebijakan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir seperti memberikan subsidi untuk mengganti barang lama menjadi barang baru. PDB China di triwulan-I 2024 tumbuh sebesar 5,3 persen (yoy). Sementara itu, IMF memberikan catatan bahwa dibutuhkan kebijakan lebih lanjut untuk mendorong pasar perumahan China. Turunnya permintaan di sektor properti direfleksikan dengan penurunan harga di berbagai kota, menjadikan beberapa developer properti menyatakan pailit. Di pertengahan Mei 2024, bank sentral memberikan skema pendanaan sebesar 300 juta Yuan untuk mendorong pemerintah daerah untuk membeli properti yang tidak terjual dan mengkonversikannya ke dalam perumahan bersubsidi. Selain itu, pemerintah turut menurunkan uang muka yang dibutuhkan serta menurunkan suku bunga untuk KPR. (Nikkei)
Update Geopolitik
- Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan menandatangani perjanjian perdagangan untuk mengurangi bea masuk impor dan mendorong investasi dan bisnis antar negara. Menteri Perindustrian kedua negara tersebut telah menyetujui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) di bulan Oktober untuk menghilangkan tarif pada ekspor persenjataan dari Korea Selatan, serta berencana untuk menghilangkan bea masuk untuk kendaraan dari Korea Selatan dan tarif dalam impor minyak ke Korea Selatan. Ke depannya, tarif dari 90 persen produk yang diperdagangkan kedua negara tersebut akan dihapuskan. Selain perjanjian dengan Korea Selatan, UEA turut melakukan Kerjasama CEPA dengan Malaysia, Vietnam, dan Filipina dalam beberapa bulan ke depan. (Nikkei)
Update Domestik
- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan bahwa 4 proyek energi hijau akan beroperasi pada tahun 2025 untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) Indonesia. Keempat proyek yang akan beroperasi pada 2025, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling dengan kapasitas sebesar 60 megawatt (MW), PLTS Terapung Karangkates (100 MW), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Timor (22 MW), dan PLTB Tanah Laut (70 MW). Selain keempat proyek tersebut, juga ada proyek PLTS Terapung Singkarak (50 MW) yang akan beroperasi pada 2026, serta PLTB Sulbagsel (60MW dan 70 MW) yang akan beroperasi pada 2027. Hingga April 2024, PLN sudah memproses 17,5 GW pembangkit berbasis pada energi terbarukan, Dengan rincian, sebesar 5 GW dalam proses pendanaan; kemudian 7,8 GW dalam proses pengadaan; sebesar 3,46 GW dalam proses konstruksi; dan sebesar 1,1 GW sudah beroperasi. Sedangkan, sebesar 3,6 GW masih dalam proses perencanaan. (Antara)