Update Ekonomi 19 April 2024

Update Global
- Perekonomian Malaysia tumbuh 3,9 persen (yoy) pada triwulan I tahun 2024, meningkat dari pertumbuhan 3,0 persen pada triwulan IV tahun 2023. Ekspansi ekonomi Malaysia didorong oleh kontribusi positif dari semua sektor, didorong oleh sektor jasa (4,4 persen dari 4,2 persen pada triwulan IV tahun 2023), khususnya sub-sektor perdagangan besar & eceran, transportasi & pergudangan, dan jasa bisnis. Selain itu, pertumbuhan output meningkat pada sektor konstruksi (9,8 persen dari 3,6 persen); pertambangan & penggalian (4,9 persen dari 3,8 persen); sementara produksi manufaktur meningkat (1,9 persen dari -0,3 persen). Sebaliknya, aktivitas pertanian tumbuh lebih lambat (1,3 persen dari 1,9 persen). Secara triwulanan, PDB Malaysia mengalami kontraksi 3,4 persen dibandingkan kenaikan 3,1 persen pada triwulan IV tahun 2023. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Harga emas sempat melonjak melebihi USD2.400 per troi ons akibat kekhawatiran ketegangan antara Israel dan Iran yang meningkat sehingga memicu permintaan pada aset lindung nilai. Bloomberg melaporkan harga emas menguat 1,23 persen ke level USD2.408,26 per troi ons pada pukul 09.04 WIB setelah mendapat kabar mengenai ledakan di Iran yang disinyalir adalah serangan Israel. Retorika antara Iran dan Israel telah mengalami peningkatan sejak serangan pesawat tak berawak dan rudal akhir pekan lalu. Iran kemudian memperingatkan bahwa agar tidak menyerang fasilitas nuklirnya. Risiko-risiko geopolitik tersebut sebagian besar telah mengimbangi kondisi ketenagakerjaan Amerika Serikat, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve masih memiliki beberapa cara untuk melakukan tindakan sebelum menurunkan suku bunganya. (Bisnis)
Update Domestik
- Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 tetap terkendali. Posisi ULN Februari 2024 sebesar USD407,3 miliar atau tumbuh 1,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral. Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang Dolar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk Rupiah. Posisi ULN pemerintah sebesar USD194,8 miliar, atau tumbuh 1,3 persen disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah. Posisi ULN swasta tercatat stabil pada kisaran USD197,4 miliar atau terkontraksi 1,3 persen (yoy) bersumber dari lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan. (Bank Indonesia)