Pojok Makro Ekonomi Harian 2 Desember 2024
Update Global
Manufaktur Tiongkok mengalahkan perkiraan. PMI Manufaktur Caixin Tiongkok tumbuh menjadi 51,5 pada November 2024 dari 50,3 pada Oktober, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 50,5. Angka ini menunjukkan kenaikan dalam dua bulan berturut-turut. Ini merupakan ekspansi terbesar sejak Juni, didorong oleh pertumbuhan permintaan luar negeri terkuat sejak Februari 2023.
Di luar itu, pertumbuhan output meningkat tertinggi dalam lima bulan. Namun, penyerapan tenaga kerja turun dalam tiga bulan. Tingkat waktu pengiriman lebih stabil setelah melambat dalam lima bulan terakhir. Pada sisi harga, harga input meningkat tertinggi dalam lima bulan, karena meningkatnya harga bahan baku. Sementara, harga jual meningkat tinggi sejak Oktober 2023. (Trading Economics)
Update Gepolitik
Kanselir Jerman, Olaf Scholtz mengumumkan bantuan militer saat kunjungan ke Kiev. Scholtz melakukan kunjungan tak terduga ke Kiev pada Senin (2/12). Dia menyatakan bahwa Jerman akan tetap menjadi pendukung Ukraina di Eropa dan menjanjikan bantuan militer bulan ini senilai 650 juta euro. Kunjungan itu merupakan yang kedua sejak tiga tahun konflik Rusia-Ukraina di tengah ketidakpastian dukungan Amerika Serikat pasca terpilihnya Donald Trump.
Scholtz akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy yang akan mendorong NATO mengundang Ukraina dalam aliansi militer pada pertemuan di Brussels minggu ini. Kunjungan kanselir ini juga terjadi di tengah tantangan pemilihan umum pada Februari pasca perpecahan koalisinya di November. (Reuters)
Update Domestik
Inflasi November capai 1,55 persen imbas bawang hingga minyak mahal. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi November 2024 sebesar 1,55 persen secara tahunan (yoy). Sementara secara bulanan (mom), inflasi November mencapai 0,30 persen. Penyebab inflasi karena naiknya harga sejumlah bahan pokok. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kenaikan tertinggi adalah komoditas bawang merah, tomat hingga minyak goreng.
Delapan dari sepuluh komoditas penyumbang utama inflasi merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan empat komoditas andil tertinggi bawang merah, tomat, daging ayam ras dan minyak goreng. Berdasarkan data BPS, bawang merah mengalami inflasi 24,87 persen dan tomat sebesar 58,88 persen. Menurut Amalia, lonjakan harga bawang merah terjadi karena hasil panen petani secara umum sangat terbatas karena sudah memasuki puncak musim kemarau. (CNN)