Part 4 – Sekilas Kabupaten Tana Tidung

Sumber : tanatidungkab.go.id |
Tentu ada hubungan yang erat antara Suku Tidung dan Kabupaten Tana Tidung. Minimal, kita masih bisa menemukan cukup banyak orang Tidung di sana, sebagai mayoritas, meski dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan daerah-daerah lain. Diketahui, Tana Tidung menjadi Daerah Otonom Baru sejak tahun 2007, setelah “memisahkan diri” dari Kabupaten Bulungan. Kala itu, secara administratif masih menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur. Melalui Undang-undang Nomor 34 Tahun 2007, Pembentukan Kabupaten Tana Tidung disahkan, dan terdiri atas tiga wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Sesayap, Sesayap Hilir dan Tana Lia. Seiring waktu, terbentuklah Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi ke -34, yang berpusat di Kabupaten Bulungan. Selanjutnya, terbentuklah dua kecamatan baru, yakni Kecamatan Betayau dan Kecamatan Muruk Rian, yang didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014. Sehingga saat ini secara keseluruhan ada 5 kecamatan dan 32 desa.
Bila ditinjau dari sisi geografis, Kabupaten Tana Tidung terletak pada 94°45’ Bujur Barat – 141°05’ Bujur Timur dan 6°08’ Lintang Utara – 11°15’ Lintang Selatan. Adapun batas wilayah Kabupaten Tana Tidung adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Malinau Kota dan Malinau Utara, Kabupaten Malinau
Wilayah Kabupaten Tana Tidung disebut berada pada posisi yang strategis karena berada pada jalur regional Trans Kalimantan, yang menghubungkan antara Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan, dan tembus hingga Berau – Samarinda, bahkan sampai Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selain itu, wilayah perairannya juga berada pada jalur transportasi yang menghubungkan antara Kabupaten Malinau dengan Kota Tarakan, serta terletak dalam wilayah perairan Selat Makassar, sehingga bisa dikategorikan masuk dalam bagian jalur internasional. Dengan topografi yang bervariasi, berupa daratan, berbukit dan pantai, Tana Tidung juga terdiri atas 39 pulau besar dan kecil. Namun, penting untuk diketahui bahwa hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Tana Tidung adalah hutan (±53%), baik berupa hutan lindung, hutan negara maupun lahan konsesi (Profil Daerah Kabupaten Tana Tidung 2021).
Dengan luas wilayah yang mencapai 4.058,70 KM2, jumlah penduduk Kabupaten Tana Tidung hingga periode bulan Desember 2021 mencapai 26.508 jiwa (disdukcapil.tanatidungkab.go.id)Bila dilihat dari kelompok umur, penduduk Tana Tidung didominasi oleh kelompok umur 0 – 4 tahun, umur 30 – 34 tahun dan 5 – 9 tahun (Tana Tidung dalam Angka 2021). Secara umum, penduduk asli Tana Tidung menghuni dua wilayah utama, yaitu wilayah pantai yang mayoritas adalah Suku Tidung dan wilayah darat, dengan penduduk mayoritas Suku Belusu. Terlepas dari itu, ada pula pendatang dari Sulawesi, Jawa dan Wilayah Timur Indonesia yang tinggal berbaur di berbagai desa.
Sejak Pandemi Covid-19 melanda dunia 2 tahun terakhir, terjadi penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yakni 67,79 pada tahun 2019 menjadi 66,97 pada tahun 2020. Tidak mengherankan bila kemudian sejak Tahun 2021 hingga sekarang, perhatian pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan pada proses Belajar Online selama Pandemi sangat besar, mulai dari dukungan pada fasilitas laptop bagi guru, hingga inovasi metode belajar yang efektif. Selain itu, berbagai program kesehatan seperti Dokter Keliling, pemberian Vitamin dan Makanan Tambahan pada Ibu Hamil dan Anak Usia kurang dari 2 Tahun terus dilakukan, termasuk penguatan Promosi Kesehatan. Upaya itu-upaya terobosan dan inovasi pelayanan kesehatan itu terus dilakukan sebagai bentuk dukungan atas ketersediaan fasilitas layanan kesehatan yang telah menyebar di berbagai desa dan kecamatan.
Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, saat ini, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Peternakan sedang berusaha untuk melakukan optimalisasi lahan pertanian, agar mampu swasembada beras. Untuk itu, upaya intensifikasi dan ekstensifikasi terus dilakukan, misalnya dengan Pola Mina Padi. Perlu diketahui pula, bahwa produksi tanaman sayuran dan buah-buahan tahunan di Tana Tidung dalam kurun waktu 2017 – 2020 menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik sebagaimana dikutip dari Tana Tidung dalam Angka 2021 cukup banyak jenis dan jumlahnya.
Selain itu, Cabe Rawit 745 kuintal, kangkung 469 kuintal, tomat, 350 kuintal, terung 331 kuintal, bayam 296 kuintal, kacang panjang 255 kuintal, ketimun 39 kuintal, bawang daun 20 kuintal, dan semangka 10 kuintal. Pun termasuk juga produksi tanaman buah-buahan seperti durian, mangga, jeruk, duku, jambu, nangka, rambutan, pisang, dan lain-lain, serta tak lupa pula tanaman biorfarmaka seperti jahe, kencur, kunyit, laos, lempuyang dan lain-lain. Sedangkan produksi ternak dan ungkas antara lain sapi, babi, kambing, ayam pedaging dan ayam kampung serta itik.
Tidak hanya dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan, potensi daerah di Kabupaten Tana Tidung juga meliputi sektor perikanan dan termasuk sarang walet. Hasil perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah ikan kakap, bawal, udang, belanak, senangin, layang dan kembung. Sementara itu untuk perikanan darat antara lain udang galah, salap, patin dan bandeng (Tana Tidung dalam Angka 2021, hal 142). Perlu diketahui, bahwa udang galah merupakan salah satu ikon Kabupaten Tana Tidung yang telah. Selain dari sisi komoditas, saat ini pemerintah daerah juga sedang mendata ulang tambak-tambak yang ada di wilayah Tana Tidung, sehingga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, potensi perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, kakao dan lada juga patut mendapat perhatian.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, salah satu potensi daerah yang harus dan sedang mendapat perhatian saat ini adalah Sarang Burung Walet. Berdasarkan data yang dihimpun dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, Produksi Sarang Burung Walet Tana Tidung yang dipasarkan melalui Pintu Karantina Kelas II Tarakan diketahu berjumlah 8,22 Ton pada tahun 2019, dan meningkat menjadi 10 Ton pada tahun 2020. Karena potensi dan peluangnya yang bagus, tidak mengherankan bila kemudian jumlah Rumah Burung Walet yang ada di Tana Tidung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Selain berbagai potensi tersebut, Kabupaten Tana Tidung juga menjadi destinasi wisata yang menjanjikan. Tak hanya kekayaan budaya masyarakat Tidung dan Bulusu berupa batik, singal dan sejenisnya yang sedang berusaha didorong kebangkitannya oleh pemerintah daerah, ada juga potensi wisata alam dan sejarah. Air Terjun Gunung Rian misalnya. Air terjun tersebut terdiri atas beberapa tingkatan dan mengalir jernih karena pepohonan disekitarnya masih terjaga dengan baik. Terletak cukup dekat dari Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Muruk Rian, wisata air terjun tersebut menjadi salah satu andalan yang kerap ramai dipadati oleh pengunjung pada akhir minggu dan saat hari-hari libur. Ada pula Wisata Air Panas dan Gua Peninggalan Zaman Belanda di Desa Buong Baru yang belum terekspos dengan maksimal selama beberapa tahun terakhir. Pun saat ini Wisata Hutan Pinus di Tideng Pale dan Hutan Mangrove di Tideng Pale Timur juga bisa menjadi tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung.
Berdasarkan data-data tersebut dan gambaran singkat di atas, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya, Tana Tidung memiliki potensi untuk terus berkembang dari berbagai sisi, terutama secara ekonomi dan sosial – budaya, apalagi selama ini Tana Tidung termasuk daerah yang terjamin keamanan dan ketentramannya, meski dihuni oleh banyak suku dan agama. Melalui visi strategis dan tata kelola pemerintahan daerah dan partisipasi masyarakat, diharapkan Tana Tidung kelak dapat berdiri sejajar dengan daerah lain di sekitarnya. Sebagai jalan pembuka, political will dan kepemimpinan yang kuat diharapkan mampu memahami, menggali dan memaksimalkan potensi-potensi daerah, serta mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Selain itu, pemanfaatan setiap peluang dan kerjasama lintas sektor perlu diperkuat, sehingga dapat saling dukung demi mewujudkan tujuan bersama, yakni meningkatkan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Tana Tidung secara luas.
Atas dasar itu, sejak era kepemimpinan Bupati, Ibrahim Ali dan Wakil Bupati, Hendrik yang dilantik pada 26 Februari 2021, yang membawa visi Mewujudkan Tana Tidung Bermartabat, Sejahtera Indah dan Humanis, maka berbagai program pembangunan pun disusun untuk mengoptimalkan potensi daerah meski harus dihadapkan pada keterbatasan anggaran. Secara global, Bupati dan Wakil Bupati memiliki beberapa program, seperti KTT Pintar, KTT Sehat, KTT Berdaya, KTT Melayani, KTT Terang, KTT Digital, KTT Ada, KTT Indah, Pembangunan Pusat Pemerintahan, serta Program Desa Cermat (Cerdas, Mandiri dan Terintegrasi). Berbagai program unggulan itu kemudian disusun dan diterjemahkan dalam Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah 2021 – 2026, yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menyusun program kerja tahunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah.