Optimalisasi Pemanfaatan High Performance Computing BRIN

Cibinong – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berperan sebagai badan pengkajian, implementasi, pengembangan, research, inovasi, invensi yang terintegrasi dan terpusat. Organisasi Riset Informatika dan Elektronika sebagian besar beroperasi di Kampus Bandung. Dua belas organisasi Riset yang terbesar di seluruh Indonesia merupakan kepimilikan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kampus Cibinong Science Center (CSC) Kabupaten Bogor, memiliki pusat riset dalam naungan Organisasi Elektronika dan Informatika, sebagai pusat riset komputasi. “Sumber Daya Manusia dan infrastruktur yang mumpuni merupakan fokus tujuan riset Pusat Riset Komputasi”. ungkap Budi Prawara Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika saat membuka acara Kolokium I Pusat Riset Komputasi bertema Riset dan Pemanfaatan Komputasi untuk Repositori dan Analisis Multi Omics yang berlangsung secara virtual pada Kamis (12/5).
Budi mengatakan bahwa, “High Performance Computing (HPC), merupakan salah satu infrastruktur kebutuhan riset yang telah ada sejak 2013. Pemodelan simulasi, dapat dilakukan dengan pemanfaatan HPC, yang keunggulannya dapat mengolah data yang besar dengan lebih mudah, cepat dan efisien dibandingkan dengan komputer konvensional. HPC yang terletak di Cibinong, merupakan yang terbesar di BRIN. Namun ada beberapa kampus tetangga yang perawatannya berada di bawah naungan kedeputian infrastruktur riset dan inovasi”, ucapnya.
“HPC sebagai bagian fasilitas yang digunakan oleh sivitas internal juga dimanfaatkan oleh eksternal BRIN diantaranya universitas, kementerian/lembaga, serta industri. Ini adalah bentuk dedikasi untuk komputasi publik yang dapat diakses di website E-layanan Sains BRIN yaitu elsa.brin.go.id.,” tutur Budi.
Budi menegaskan, rencana untuk mengembangkan fasilitas komputasi ini menjadi fasilitas unggulan di Indonesia, sehingga dapat melakukan riset terdepan dan berbasis sains. “Dengan HPC kita dapat melakukan beberapa area riset yang lain seperti invensi material baru, riset dasar di bidang fisika kuantum dan pemodelan sains bumi, maritim maupun antariksa. Dengan perkembangan industri digitalisasi saat ini kita dapat melakukan riset analisis big data, kecerdasan buatan, rancang bangun pesawat roket dan sebagainya,” terang Budi.
Budi menambahkan bahwa Pusat Riset Komputasi membuka peluang kolaborasi dengan stakeholder, baik dari universitas dan kementerian/lembaga untuk berkolaborasi riset melalui mekanisme fasilitasi riset. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk magang dalam program Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM) baik bimbingan skripsi, tesis, dan disertasi. “Kami berharap dengan adanya fasilitas HPC ini dapat dimanfaatkan secara maksimal baik bagi periset maupun mahasiswa dan dosen di universitas serta pihak eksternal dari kementerian/lembaga dan industri,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Komputasi Rifki Sadikin berharap pemanfaatan HPC lebih optimal dibandingkan dengan saat ini dan sivitas dari Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan dapat memanfaatkannya secara optimal. “Tahun ini akan menambah kapasitas HPC terutama untuk mendukung laboratorium biodiversitas sehingga dapat mencapai skala petaflops dan untuk pengelolaan dan penggunaannya bersifat terbuka,” jelasnya.
Selain itu Rifki menyebutkan bahwa HPC BRIN merupakan kelanjutan dari pengelolaan sebelumnya sejak 2014 dan open cluster dapat digunakan di mana saja dan dapat diakses di website hpc.brin.go.id dan bebas biaya baik bagi periset BRIN maupun mahasiswa, dosen dan praktisi lainnya dengan tujuan untuk penelitian,” paparnya.
Momentum yang sama, Imam Civi Cartealy, periset Pusat Riset Komputasi menerangkan dan memandu secara teknis tentang aplikasi HPC untuk Bioinformatika dengan Analisis Genom virus SARS – Cov-2. Perakitan genom covid terdiri dari data clean up, alignment, read realignment, variant call, build consensus seq dan clade assignment. Semua tahapan tersebut dilakukan pada saat melakukan simulasi login ke aplikasi HPC untuk analisis Covid-19.
Narasumber lainnya, yakni Wisnu Ananta Kusuma, Dosen Ilmu Komputer Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor sekaligus peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara biodiversitas terbesar di dunia, hutan hujan tropis Indonesia memiliki luas sekitar 143 juta hektar dan mengandung 80% tanaman obat dunia yang terdiri dari 28.000 spesies tumbuhan dan arah penelitian modern menunjukkan biodiversitas merupakan faktor penting dalam pengembangan riset di bidang pertanian dan kesehatan.
Pengembangan repositori data omics biodiversitas Indonesia dapat memudahkan peneliti Indonesia mengimplementasikan pendekatan bioinformatika dan analisis omics secara luas. “Bioinformatika penting karena dari informasi genom dapat diprediksi struktur 3D molekul suatu protein dan dari struktur molekul ini data dipelajari fungsi biokimia serta dari fungsi-fungsi biokimia dapat dipelajari fenotipe atau gejala-gejala,” ucapnya. (yl/ ed. sl)