Laporan Ekonomi Harian, 7 Maret 2025

7 Maret 2025
Update Global
- Harga Pangan Global Kembali Naik pada Bulan Februari. Indeks Harga Pangan FAO naik 1,6% menjadi 127,1 poin pada Februari 2025 setelah turun 1,8% di Januari. Harga gula melonjak 6,6% akibat kekhawatiran pasokan global yang lebih ketat pada musim 2024/25, terutama karena prospek produksi yang menurun di India dan dampak cuaca kering di Brasil. Biaya produk susu naik 4% ke level tertinggi sejak Oktober 2022, sementara harga minyak nabati meningkat 2% akibat kenaikan harga minyak sawit, rapeseed, kedelai, dan bunga matahari. Harga sereal naik 0,7%, mencapai level tertinggi dalam lima bulan, didorong oleh kenaikan harga ekspor gandum akibat pasokan yang ketat di Rusia. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Rusia meluncurkan serangan rudal besar ke Ukraina setelah Amerika Serikat memberhentikan bantuan militer. Rusia kembali menyerang infrastruktur energi dan gas Ukraina dalam serangan besar pertama sejak AS menghentikan berbagi intelijen, menambah tekanan bagi Kyiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan gencatan senjata di udara dan laut, menekankan bahwa Rusia harus menghentikan serangan jika ingin ada perdamaian. Dalam serangan ini, Rusia menembakkan 67 rudal dan 194 drone, merusak fasilitas energi di berbagai wilayah dan melukai beberapa warga. Hubungan Ukraina dan AS juga semakin tegang setelah pertemuan sulit antara Zelenskiy dan Trump, mendorong Kyiv mencari cara baru untuk bernegosiasi. Zelenskiy akan bertemu Putra Mahkota Saudi sebelum berbicara dengan pejabat AS. Sementara itu, Rusia terus menargetkan sektor energi Ukraina, merusak fasilitas produksi gas, sementara Ukraina mulai kehabisan sistem pertahanan udara akibat terhentinya bantuan dari AS. (Reuters)
Update Domestik
- Nilai tukar rupiah ditutup menguat di level Rp16.294 per dolar AS pada Jumat (7/3). Angka tersebut naik 45 poin atau 0,28 persen dari penutupan sebelumnya. Kurs referensi BI (Jisdor) mencatat rupiah di Rp16.336 per dolar AS pada perdagangan sore. Di Asia, pergerakan mata uang bervariasi. Baht Thailand naik 0,13 persen, yen Jepang menguat 0,22 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,09 persen, sementara yuan China dan peso Filipina melemah masing-masing 0,06 persen dan 0,24 persen. Mata uang negara maju juga mayoritas menguat, dengan poundsterling naik 0,15 persen, euro 0,45 persen, dan Franc Swiss 0,43 persen. Analis keuangan Lukman Leong menyebut penguatan rupiah didorong oleh melemahnya dolar AS akibat ketidakpastian kebijakan Presiden Donald Trump, khususnya terkait tarif impor dari Kanada dan Meksiko. (CNN)