Laporan Ekonomi Harian, 6 Maret 2025

6 Maret 2025
Update Global
- Penanaman modal asing atau Foreign Direct Invensment (FDI) ke Vietnam meningkat 5,4% secara tahunan menjadi $2,95 miliar pada Februari 2025. Sementara itu, komitmen FDI, yang merupakan indikator pencairan dana di masa depan, naik 35,5% dari tahun sebelumnya menjadi $6,90 miliar. Korea Selatan menjadi investor terbesar Vietnam selama dua bulan pertama, menyumbang $1,5 miliar (21,7% dari total FDI), diikuti oleh Singapura dengan $1,48 miliar (21,4%). Tiongkok memimpin dalam jumlah proyek baru (31%) dan penyesuaian modal (18,8%), sementara Korea Selatan mendominasi pembelian saham dan kontribusi modal (27,1%). Sektor manufaktur dan pengolahan menarik FDI terbesar dengan $4,72 miliar (68,3% dari total, naik 50,6%), diikuti oleh sektor real estat dengan $1,5 miliar (21,4%), meskipun turun 3,4% dari tahun lalu. Sektor utama lainnya termasuk layanan profesional, sains & teknologi, serta ritel, yang masing-masing memperoleh $354,6 juta dan $149 juta. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Ketegangan antara China dan Amerika Serikat meningkat tajam setelah kedua negara saling memberlakukan tarif baru pada barang impor masing-masing. Presiden AS, Donald Trump, menaikkan tarif impor barang China hingga 20%, yang ditujukan untuk menekan aliran fentanyl ke AS. Sebagai balasan, China mengenakan tarif 10-15% pada produk pertanian AS.Menanggapi langkah AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa China siap untuk menghadapi segala bentuk perang, termasuk perang tarif dan perdagangan, dan akan berjuang hingga akhir jika diperlukan. Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS, PeteHegseth, menyatakan bahwa AS siap untuk konfrontasi militer dengan China jika diperlukan. Ia menekankan pentingnya memiliki militer yang kuat dan modern untuk mencegah konflik, meskipun AS tidak mencari perang dan menghargai hubungan dengan Presiden China, Xi Jinping. (CNN)
Update Domestik
- Tim kurator PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) mengungkapkan bahwa hingga saat ini, tiga perusahaan telah menyatakan minat untuk menyewa aset perusahaan yang dinyatakan pailit tersebut. Ketiga perusahaan tersebut telah mengajukan Letter of Intent (LoI) kepada tim kurator. Perusahaan-perusahaan yang berminat berasal dari Jakarta, Jawa Timur, dan satu lagi yang belum disebutkan secara rinci. Salah satu di antaranya bergerak di bidang tekstil. Langkah selanjutnya adalah penilaian aset oleh lembaga independen untuk menentukan nilai wajar sewa. Tim kurator menekankan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan harga sewa secara sepihak. Penilaian ini akan menjadi dasar bagi investor untuk memutuskan apakah mereka akan menyewa seluruh atau sebagian aset Sritex. (CNN)