Laporan Ekonomi Harian, 5 Maret 2025

5 Maret 2025
Update Global
- Pekerja swasta Amerika Serikat terus mengalami penurunan. Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat pada Februari 2025 mencatatkan terdapat peningkatan 77ribu pekerja dalam daftar pembayaran gajinya, lebih rendah dari peningkatan pada Januari 2025 yang mencapai 186 ribu pekerja dan peningkatan terendah sejak Juli 2023. Tambahan tenaga kerja tertinggi di Februari 2025 berasal dari sektor jasa, seperti sektor akomodasi (41ribu) dan jasa perusahaan (27ribu). Sedangkan PHK banyak terjadi di sektor perdagangan/transportasi/utilitas (33ribu) dan sektor pendidikan/kesehatan (28ribu). Penurunan ini seiring dengan policy uncertainty dan iklim ekonomi yang kurang baik sehingga proses perekrutan menjadi lebih lambat. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Harga minyak anjlok di tengah rencana kenaikan produksi OPEC+, imbas ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. Harga minyak dunia turun untuk sesi ketiga berturut-turut pada Rabu (5/3/2025) setelah negara-negara produsen utama sepakat untuk meningkatkan produksi mulai April. Sentimen negatif semakin diperburuk oleh kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi serta permintaan bahan bakar. Harga minyak mentah Brent ditutup turun ke US$70,66 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah ke US$67,56 per barel. Dengan kombinasi peningkatan produksi OPEC+, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS, serta kondisi ekonomi global yang tidak menentu, harga minyak kemungkinan masih akan berfluktuasi. (CNBC)
Update Domestik
- BI meningkatkan likuiditas perbankan menjadi Rp375 Triliun. Bank Indonesia (BI) akan meningkatkan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dana pihak ketiga atau DPK menjadi 5% mulai 1 April 2025. Peningkatan dari sebelumnya ditetapkan 4% dari DPK dinilai berpotensi memberikan tambahan likuiditas lebih dari Rp 80 triliun, sehingga secara total menjadi Rp375 triliun. Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong kredit perbankan ke sektor riil, ke sektor-sektor yang memiliki daya ungkit tinggi dalam penciptaan lapangan kerja, terutama perumahan dan pertanian, termasuk hilirisasi dan ketahanan pangan. Selain itu, bank sentral telah memiliki insentif KLM yang bisa membantu program 3 juta rumah dan OJK memerintahkan perbankan dan lembaga jasa keuangan lain mendukung program pembangunan 3 juta rumah dengan menjaga likuiditas, guna mendukung program prioritas nasional. (CNBC)