Laporan Ekonomi Harian, 3 Maret 2025

3 Maret 2025
Update Global
- Manufaktur Tiongkok meningkat di angka tertinggi dalam 3 bulan. PMI Manufaktur Caixin Tiongkok naik menjadi 50,8 pada Februari 2025 dari 50,1 pada bulan sebelumnya, lebih tingi dari perkiraan pasar sebesar 50,3. Ini merupakan angka tertinggi sejak November tahun lalu. Output dan permintaan baru tumbuh lebih tinggi dengan membaiknya kondisi pasar. Selain itu, penjualan luar negeri meningkat, mengakhiri penurunan dalam dua bulan berturut turut. Perusahaan didukung oleh tingkat pembelian mereka meskipun belum memenuhi permintaan produksi. Sementara, penyerapan tenaga kerja tetap dalam tekanan, turun dalam enam bulan. Waktu pengiriman meningkat setelah kembali normal pasca libur Festival Musim Semi. Di sisi biaya, harga bahan baku meningkat namun tidak tajam, karena meningkatnya harga tembaga dan beberapa produk kimia. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Pemimpin Inggris dan pemimpin Eropa lainnya bersatu merancang rencana perdamaian Ukraina untuk disampaikan ke Amerika Serikat. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pada hari Minggu bahwa para pemimpin Eropa telah sepakat untuk menyusun rencana perdamaian Ukraina untuk disampaikan kepada Amerika Serikat, sebuah langkah penting bagi Washington untuk dapat menawarkan jaminan keamanan yang menurut Kyiv penting untuk menghalangi Rusia. Pada pertemuan puncak di London, hanya dua hari setelah Volodymyr Zelenskiy berselisih dengan Presiden AS Donald Trump dan mempersingkat kunjungannya ke Washington, para pemimpin Eropa menunjukkan dukungan kuat kepada presiden Ukraina tersebut dan berjanji akan berbuat lebih banyak untuk membantu negaranya. (Reuters)
Update Domestik
- RI deflasi 0,48 persen pada Februari 2025 imbas diskon tarif listrik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Februari 2025. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan deflasi bulan ini masih disebabkan oleh diskon tarif listrik 50 persen. Namun, ia menekankan besarannya tak sedalam deflasi Januari 2025 yang menembus 0,76 persen. Selain itu, Kepala BPS menjelaskan ada sumbangsih dari penurunan beberapa harga pangan. Ini terjadi setelah beberapa bahan pokok mengalami lonjakan harga di bulan-bulan lalu. Ia merinci bahan pangan penyumbang deflasi Februari 2025, antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras. Terdapat 33 provinsi yang mengalami deflasi bulanan, sedangkan 5 daerah lainnya terjadi inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat sebesar 1,41 persen mtm serta inflasi tertinggi ada di Papua Pegunungan sebesar 2,72 persen. (CNN)