Laporan Ekonomi Harian, 22 Januari 2025

22 Januari 2025
Update Global
- Nigeria Resmi Gabung Aliansi BRICS. Kelompok negara berkembang (BRICS) menunjukkan ekspansi dalam beberapa tahun terakhir. Penambahan anggota diyakini dapat menantang dominasi Dolar dalam perdagangan minyak dan gas, serta bisa menjadi penyeimbang yang lebih kuat untuk Kelompok G7. Menurut Menteri Luar Negeri Nigeria, Kimiebi Ebienfa dalam keterangannya menyatakan komitmen Nigeria untuk membina kolaborasi internasional, meningkatkan peluang ekonomi, dan memajukan kemitraan strategis yang selaras dengan tujuan pembangunan. Saat ini Nigeria tengah berjuang melawan inflasi yang melonjak dan kan mengeluarkan peraturan baru untuk menyederhanakan sistem perpajakannya. Saat ini pajak di Nigeria merupakan salah satu yang terendah di dunia, sehingga membatasi pengelolaan keuangan publik dan membatasi kemampuannya untuk berinvestasi pada layanan-layanan penting dan infrastruktur. (Reuters)
Update Geopolitik
- Amerika Serikat Tolak Kesepakatan Pajak Global OECD. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Donald Trump secara resmi menegaskan bahwa kesepakatan pajak global yang diinisiasi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) tidak berlaku di Amerika Serikat, kecuali ada persetujuan dari Kongres. Dalam sebuah memorandum yang dirilis Gedung Putih, Pemerintah AS menyampaikan Kesepakatan Pajak Global tidak memiliki kekuatan atau pengaruh di AS. Pemerintah AS juga memerintahkan penyelidikan terhadap negara-negara yang kemungkinan melanggar perjanjian pajak dengan Amerika Serikat atau memiliki aturan pajak yang bersifat diskriminatif terhadap perusahaan AS. Menteri Keuangan dan Perwakilan Dagang diminta untuk menyusun opsi tindakan yang bisa melindungi perusahaan AS dari kebijakan pajak yang dianggap tidak adil. Langkah ini diambil untuk melindungi kepentingan ekonomi dan kedaulatan fiskal. (antara)
Update Domestik
- Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan IV tahun 2024 terindikasi meningkat. Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan IV tahun 2024 terindikasi meningkat. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 97,9 persen, lebih tinggi dibandingkan 80,6 persen pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan pertumbuhan kredit baru terindikasi bersumber dari kredit investasi dan kredit modal kerja. Selanjutnya, pada triwulan I tahun 2025 penyaluran kredit baru diprakirakan tetap kuat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 82,3 persen. (Bank Indonesia)