Laporan Ekonomi Harian, 11 Maret 2025

11 Maret 2025
Update Global
- Pertumbuhan pinjaman Jepang meningkat pada bulan Februari 2025. Pertumbuhan pinjaman Jepang meningkat pada Februari 2025, dengan total nilai pinjaman meningkat 3,1 persen (yoy), naik dari kenaikan 2,9 persen yang direvisi turun pada Januari dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini menandakan ekspansi terkuat dalam tujuh bulan. Pinjaman yang beredar yang dimiliki oleh bank bank besar, regional, dan “shinkin” mencapai 635,4 triliun yen. Bank-bank besar memimpin pertumbuhan dengan peningkatan 3,4 persen, diikuti oleh bank-bank regional sebesar 2,9 persen, sementara bank-bank “shinkin”—yang melayani bisnis yang lebih kecil dan masyarakat lokal— mengalami kenaikan 0,9 persen. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Pertemuan AS-Ukraina di Saudi, bahas peluang gencatan senjata. Pertemuan antara Amerika Serikat dan Ukraina di Arab Saudi pada Selasa (11/03/2025) bertujuan untuk memperjelas kemungkinan kompromi dalam upaya mencapai gencatan senjata dengan Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa pertemuan ini tidak akan menghasilkan terobosan besar. Rubio menyatakan bahwa AS ingin Ukraina menunjukkan komitmen yang jelas terhadap solusi diplomatik. Seiring dengan dorongan Trump untuk mengakhiri konflik yang dimulai lebih dari tiga tahun lalu dengan invasi penuh Rusia, Ukraina berharap dapat mengurangi tekanan yang meningkat dari Washington. Tekanan ini termasuk penangguhan bantuan militer dan intelijen oleh AS. (Bloomberg)
Update Domestik
- Sri Mulyani suntik pendanaan Bulog modal Rp16,6 T untuk serap gabah petani. Dana itu akan digunakan Bulog untuk membeli beras atau gabah dari petani dalam negeri pada tingkat harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan pemerintah sekaligus meningkatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sri Mulyani mengatakan suntikan dana ke Bulog sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 19 Tahun 2025 tentang Investasi Pemerintah pada Perum Bulog dalam pengadaan Cadangan Beras Pemerintah. Sebagai pengelola CPB, Bulog memiliki peran penting dan strategis. Sri Mulyani mengingatkan agar dana investasi di Bulog harus dikelola secara tepat, profesional, dan bebas korupsi untuk menjamin kesejahteraan petani dan menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan nasional. (CNN)