Laporan Ekonomi Harian, 10 Februari 2025

10 Februari 2025
Update Global
- Tingkat inflasi Tiongkok naik menjadi 0,5 persen (MoM) pada Januari 2025 dari 0,1 persen pada Desember, melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,4 persen. Realisasi ini menandai level tertinggi sejak Agustus 2024, didorong oleh efek musiman dari Tahun Baru Imlek di akhir bulan. Hasil terbaru juga mencerminkan dampak dari langkah langkah stimulus pemerintah baru-baru ini dan kebijakan moneter akomodatif bank sentral untuk mendukung perekonomian. (Trading Economics)
- Tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman di Turki menurun menjadi 8,5 persen (MoM) pada Desember 2024, turun dari 8,6 persen pada November. Realisasi ini merupakan tingkat pengangguran terendah sejak Mei 2024. Jumlah pengangguran turun 39 ribu sehingga menjadi 3,026 juta pengangguran. Sementara tenaga kerja turun 54 ribu sehingga menjadi 32,718 juta tenaga kerja, menurunkan tingkat ketenagakerjaan di Turki menjadi 49,5 persen (MoM). Ini menandakan tingkat ketenagakerjaan terendah dalam empat bulan terakhir. (Trading Economics)
Update Geopolitik
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan menerapkan tarif sebesar 25 persen pada semua impor baja dan aluminium. Selain itu, Trump juga akan memberlakukan tarif timbal balik dalam waktu dekat. Dengan tarif timbal balik ini, AS akan menyamakan pungutan tarif impor yang dikenakan masing-masing negara mitra dagang ke AS. Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS, Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Namun, kemudian ia memberikan beberapa pengecualian bebas bea kepada mitra dagang, termasuk Kanada, Meksiko, dan Brasil. Meksiko merupakan pemasok utama aluminium bekas dan paduan aluminium. (Reuters)
Update Domestik
- Presiden Prabowo Subianto menargetkan realisasi investasi sebesar US$814,6 miliar atau sekitar Rp13.032,8 triliun (asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS) selama periode 2025-2029 untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Target ini setara dengan 143 persen dari total investasi yang telah direalisasikan dalam 10 tahun terakhir. Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menegaskan investasi menjadi faktor utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut. Ia menjelaskan investasi memiliki peran krusial dalam struktur ekonomi Indonesia. Saat ini, 53,0 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari konsumsi domestik, 28,0 persen dari investasi, 8,0-9,0persen dari belanja pemerintah, dan sekitar 2,0 persen dari ekspor neto. (CNN Indonesia)