Kenali PPM, Ada Yang Lebih Penting Dibandingkan Urusan Dualisme Kepemimpinan.

Jakarta-Januari 2025. Dualisme kepemimpinan dalam organisasi Pemuda Panca Marga (PPM) telah berakhir setelah Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Berto Izaak Doko dan Delwan Noor. Putusan ini dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur Kelas 1A Khusus dengan nomor: 6952/PAN.W10.U5./HK.02.VI/2024 pada 20 Juni 2024.
Dengan adanya putusan ini, Ketua Umum PPM, Samsudin Siregar, mengajak seluruh anggota PPM di Indonesia untuk bersatu dan mengakhiri perpecahan yang terjadi. Beliau menegaskan bahwa tidak ada lagi PPM versi lain, dan organisasi ini harus kembali menjadi satu kesatuan yang solid.
Para ketua PPM di berbagai provinsi, menyambut baik putusan tersebut dan menyatakan komitmen mereka untuk membesarkan PPM di daerah masing-masing. Mereka berharap dengan berakhirnya dualisme kepemimpinan, PPM dapat mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Samsudin Siregar.
Sebelumnya, dualisme kepemimpinan sempat menjadi polemik di tubuh PPM, namun dengan adanya putusan pengadilan ini, diharapkan seluruh anggota dapat kembali bersatu dan fokus pada tujuan organisasi.
ADA YANG LEBIH PENTING UNTUK DIPERJUANGKAN !
- Pada 1 Januari 2025, telah lahir generasi Beta, sementara veteran pejuang yang sebagian besar generasi silent lahir pada 1928 hingga 1945 telah banyak yang tiada. Dengan demikian RENTANG PENGETAHUAN GENERASI MUDA SAAT INI TELAH JAUH TERTINGGAL KECUALI HANYA MEMBACA SEJARAH.
- Pada 7 Januari 2025, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof Satyo Soemantri Brodjonegoro menyampaikan ADA 4 KELEMAHAN LULUSAN SARJANA S1 DI INDONESIA YAITU TIDAK BISA MEMBACA LITERASI PANJANG KECUALI MEMBACA WHATSAPP, TIDAK BISA MENULIS, ETOS KERJA YANG LEMAH SERTA KEMAMPUAN KOMUNIKASI YANG RENDAH. Dengan demikian siapa lagi yang akan membaca sejarah dan kisah perjuangan jaman dahulu, siapa lagi yang akan menyiarkan, mempublikasikan JIKA TONGKAT ESTAFET SEJARAH JAUH DARI GENERASI SAAT INI, MAKA MEREKA AKAN KEHILANGAN ORIENTASI DAN PADA AKHIRNYA TERSESAT DALAM PERADABAN. FAKTANYA SEJARAH ADALAH KOMPAS AWAL, ORIENTASI ADALAH TUJUAN.
- Bahwa Veteran pejuang semakin sedikit dan lebih banyak telah tiada, maka PPM hari ini adalah ORANG TUA GENERASI BARU yang WAJIB MELAHIRKAN GENERASI “PEJUANG” MASA DEPAN UNTUK MERAWAT CITA-CITA BANGSA UUD 1945 DAN MENDUKUNG TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN GLOBAL BERKELANJUTAN PADA 2030 SERTA INDONESIA EMAS PADA 2045.
Beban Pundak PPM sangat berat, oleh karenanya kita harus Bersatu dan Bangkit sebelum organisasi ini hanya menjadi simbol sejarah namun kehilangan makna bahkan tidak mampu melihat arah dan tujuan bangsa yang hakiki. It’s now or die.
Sejarah Pemuda Panca Marga (PPM)
PPM adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1981 sebagai wadah bagi putra-putri veteran Republik Indonesia. Sejak pendiriannya, PPM telah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan yang bertujuan untuk melanjutkan dan mengembangkan visi serta misi organisasi.
Pada tahun 2019, melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang diadakan pada 5-7 September, Samsudin Siregar terpilih sebagai Ketua Umum PPM. Pemilihan ini berlangsung secara aklamasi setelah dua calon lainnya tidak mengembalikan formulir berkas pencalonan.
Samsudin Siregar lahir pada 9 Februari 1969 di Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan organisasi sejak masa kuliah, termasuk sayap pemuda Partai Golkar dan PPM. Samsudin pernah menjabat sebagai Ketua PPM Kabupaten Simalungun (1998-2003), Wakil Ketua PPM Provinsi Sumatera Utara (2008-2012), dan Ketua Pimpinan Pusat PPM di Jakarta (2011-2016).
Pada tahun 2019, Samsudin terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPM untuk periode 2019-2024. Kepemimpinannya telah dikukuhkan secara resmi, dan di bawah arahannya, PPM mengusung visi dan misi baru yang relevan, merangkul lintas generasi untuk masa depan yang lebih cerah.
Selain kiprahnya di PPM, Samsudin juga memiliki pengalaman di bidang politik. Ia pernah menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (2004-2009) dan Anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Partai Hanura, mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara III. Di DPR RI, ia bertugas di Komisi IV yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelautan.
Pada Juli 2022, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM menegaskan bahwa kepengurusan PPM yang sah hanya di bawah kepemimpinan Samsudin Siregar, SH. Hal ini menegaskan legitimasi Samsudin sebagai Ketua Umum PPM yang diakui oleh negara.
Dengan latar belakang dan pengalamannya, Samsudin Siregar terus memimpin PPM dalam berbagai kegiatan yang mendukung kepentingan para anggota dan masyarakat luas.
Terjadi dualisme kepemimpinan dalam tubuh PPM akibat ada pihak lain mengklaim kepemimpinan dengan mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan memilih ketua umum versi mereka. Perselisihan ini berujung pada proses hukum. Pada tahun 2024, Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh pihak yang bersengketa, sehingga mengakhiri dualisme tersebut.
Dengan berakhirnya dualisme kepemimpinan ini PPM berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan dan semangat para veteran, serta berkontribusi positif bagi bangsa dan negara dengan visi baru menjadikan PPM sebagai Organisasi Kepemudaan yang Kuat, Solid dan Berkarakter.